Berfikir Besar Awal Dari Kesuksesan Yang Besar
Aneka Ide dalam keseharian gambar ilustrasi |
Pembaca yang budiman, cobalah lihat orang yang ada di sekitar anda. pada setiap orang yang anda lihat pasti akan mendapatkan panggilan yang berbeda.
Ada yang dipanggil dengan “Hai, Fir” atau “Pagi sob” sementara yang lain dipanggil dengan “selamat pagi Tuan” atau “ Baik, tuan.”
Dan amatilah pasti anda akan menemukan sebagian orang sangat disegani dan
sebagian yang lain dilecehkan.
Cobalah anda berfikir lebih dalam lagi, mereka yang dihargai dan mereka yang disegani, mayoritas adalah orang yang lebih berhasil, dan orang yang tidak dianggap adalah orang yang mayoritas tidak memiliki keberhasilan.
Pengusaha kaya akan lebih dihargai dari pada orang yang miskin, orang yang naik mobil akan lebih dihargai dari pada orang yang jalan kaki.
Coba bandingkan orang kaya memberikan tips untuk kaya dengan orang miskin, maka siapakah yang akan lebih didengarkan? Tentu orang yang lebih kaya, bukan?
Mungkin anda akan memprotes, karena tidak semua orang kaya dihargai orang, tentu hal itu sah-sah saja. Tapi yang membuat orang kaya, tidak dihargai bukanlah kekayaannya, tetapi lebih kepada sikapnya.
Coba kita bandingkan ada orang kaya berprilaku sombong dengan orang miskin yang berprilaku sombong, menurut anda lebih pas mana?.
Intinya orang yang lebih sukses akan lebih dihargai dari pada
orang yang adanya hanya sekedar ada. Lantas bagaimana kita memulai untuk
sukses?
Anda adalah produk fikiran anda. Langkah paling utama menuju keberhasilan adalah dengan berfikir besar
Banyak sekali di sekeliling kita untuk memikirkan berfikir besar saja tidak berani, bagaimana bisa jadi orang besar.
Suatu ketika saya bertemu dengan sahabat saya, ada tukang becak yang di temuinya beberapa waktu lalu. Ia bercerita jika tukang becak tersebut tidak berani berfikir besar. kurabf lebih seperti ini ceritanya
Menurut cerita yang ia sampaikan, tukang becak itu sudah sekitar 15 tahun menjalankan pekerjaannya sebagai tukang becak.
Mendengar pernyataan tersebut ia mencoba merayunya: “Apakah bapak tidak ingin memiliki mobil seperti itu (sembari tangannya menunjuk mobil yang melintas di depan mereka)?”
Namun sungguh unik, bapak tersebut hanya tertawa dan berkata “Itu tidak mungkin, masak tukang becak bisa beli mobil? Ada ada saja sampean nak.”
Usai bercerita, kemudian ia menatap saya sembari berkata “Banyak
sekali kita temukan orang-orang yang tidak berani berfikir besar, apalagi
menjadi orang besar”.
Fikiran akan menghasilkan tindakan dan tindakan akan menghasilkan kebiasaan, kebiasaan akan menghasilkan karakter dan karakter akan menentukan nasib.
Sebagai seorang pemenang sudah selayaknya kita selalu berfikir positif bagi diri kita. Jika kita berfikir sukses maka kita akan sukses dan begitu pula sebaliknya, jika kita berfikir tidak akan mampu maka kita tidak akan pernah mampu.
Orang yang
berfikir jika dirinya tidak penting benar-benar menjadi tidak penting.
Sebaliknya orang yang berfikir keberadaannya harus dibutuhkan oleh orang lain
maka begitulah keberadaannya.
Berfikir ibarat tanah bagi benih kesuksesan. Jika kita menanam jagung maka tanaman kita akan sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah saat itu, jika kondisi tanah baik, maka hasil tanaman kitapun akan baik.
Begitu pula kesuksesan, jika anda ingin
sukses namun fikiran kita selalu negatif maka selamanya kesuksesan itu tidak
akan tumbuh, maka dari itu berfikirlah positif dan selalu berfikir besar.
Bukti jika seseorang berfikir besar adalah tindakannya yang besar, banyak orang yang berangan-angan menjadi sesuatu tapi diam di rumah tidak mau bertindak.
Hal ini bukti jika ia belum yakin dengan apa yang di
fikirkannya, dia belum sungguh-sungguh memikirkan dirinya. Karna jika seseorang
memikirkan sesuatu, maka dia akan betul-betul melakukannya.
Sebelum
saya menulis buku ini,
saya terlebih dahulu berfikir jika saya
akan menulis. Jika saya tidak memikirkannya maka tidak mungkin buku ini ada di
tangan anda sekarang.
Waktu saya sekolah di SMK saya berfikir jika saya harus kuliah, meski saat itu kedua orang tua saya tidak setuju dengan keinginan saya ini.
Beliau khawatir tidak mampu membayar biaya kuliah yang mahal, namun fikiran saya tetap berkata: “saya harus kuliah, saya harus dapat beasiswa”
Alhamdulillah saya bisa kuliah sambil lalu membantu
perekonomian keluarga. Sekali lagi apa yang anda fikirkan adalah apa yang akan
anda alami.
Gabung dalam percakapan