Jadilah Sukses dengan Bersyukur

Sukses dengan Bersyukur 

Sukses dengan bersyukur - Suatu ketika terjadi percakapan antara dua burung, dimana burung yang pertama berada di dalam sangkar sedangkan burung yang kedua mampu terbang bebas di angkasa “Hey, hidupmu enak iya? makan dan minum tidak susah payah, sudah ada yang menyediakan. 

Senangnya jika saya punya majikan sepertimu” ujar burung pertama sambil mengepakkan sayapnya di luar sangkar


“Justru lebih enak kamu, kamu bisa terbang bebas kemana saja yang kamu inginkan sedangkan aku?, Cuma berdiam diri di sangkar.” Jawab burung kedua yang berada di dalam sangkarnya.


“Kamu tahu, kalau terbang itu melelahkan mana saya harus cari makan itupun kalau ada?, tentu lebih enak kamu lah” tanggapnya .


“Kalau memang begitu gimana kalau kita tukar posisi aja, kamu masuk sangkar dan saya akan keluar sangkar ini.” Usul burung yang kedua


Usulan itu langsung direspon positif oleh burung yang pertama, dengan segala cara akhirnya mereka mampu bertukar posisi.


Dua hari kemudian burung yang di luar menghampiri sangkar yang dihuni oleh sahabatnya

“Hey, gimana punya kabar?”


“Kabar saya baik, gimana denganmu?” 

“Kalau boleh jujur saya lebih betah di sangkar itu daripada di luar” jawabnya murung

“Sebenarnya saya juga lebih betah di luar sangkar dari pada di sini” tegas sahabatnya itu

Pada akhirnya mereka kembali berpindah posisi.


Tahukah anda, mengapa kedua burung tersebut tidak bisa bahagia dengan kondisinya? jawabannya adalah karena ia tidak pandai mensyukuri nikmat Allah yang sedang diterimannya. 


Terkadang dikala diri berdua di pantai kita merindukan suasana pegunungan dan di saat kita berada di sebuah pegunungan kita malah merindukan suasana pantai. Sudah begitu lumrah di masyarakat sekarang ini. 


Anak kecil menangis karena tidak dapat makanan yang lebih baik dengan temannya, anak muda menyesal karena sekolah atau kuliah ditempat yang tidak sesuai dengan keinginannya dan begitu seterusnya.


Syukurilah segala rezeki yang Allah berikan kepada kita janganlah terbiasa menyalahkan keadaan. Bukankah Rasulullah pernah bersabda jika keimanan itu dibagi menjadi dua. Satu berbentuk syukur dan satunya berbentuk sabar?.


Syukur merupakan ungkapan terima kasih kepada sang Pemilik kebahagiaan dan kenikmatan hidup, yakni Allah SWT. Kita sebagai manusia sudah selayaknya bersyukur kepadaNya atas nikmat yang tiada tara, Allah masih memberi kita mata untuk melihat, memberi tangan untuk menggenggam, mulut untuk berbicara, kesehatan jasmani dan rohani, dan lain sebagainya. adakah alasan diri kita untuk tidak bersyukur?  Tentu saja tidak. Hanya orang sombong yang ‘enggan’ untuk bersyukur kepadaNya.


Adapun macam-macam syukur. Pertama, Bersyukur dengan Hati. Merupakan pernyataan terhadap nikmat Allah dengan hati, sudah selayaknya kita menyadari bahwasannya segala kenikmatan yang kita terima itu datangnya dari Allah. Kedua, syukur dengan lisan. yakni mengungkapkan kalimat syukur secara lisan.


 Terakhir, bersyukur dengan perbuatan, bentuk syukur ini yakni berupaya sekuat tenaga untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. 


Bentuk syukur kita terhadap nikmat mata, dengan melihat yang baik-baik, mempergunakannya untuk membaca, syukur telinga mendengarkan yang baik, syukur mulut dengan berbicara yang baik-baik yang mampu membuat orang lebih maju dan semakin mendekat pada Allah, mensyukuri kesehatan dan kekayaan yakni dengan bekerja yang halal dan membantu orang yang lebih membutuhkan.


Namun, banyak sekali orang salah mengartikan syukur. Syukur dianggap sebagai sifat cepat puas dan tidak mau menambah keuntungan demi kehidupan yang lebih layak. 


“Alhamdulillah, begini saja saya sudah bersyukur, saya tidak mau aneh-aneh nanti yang ada malah rugi”, “Sudahlah dapat nilai segini saya sudah untung” dan banyak lagi yang lainnya. 


Padahal, bersyukur merupakan cara kita untuk bereksplorasi terhadap potensi yang kita miliki, sehingga dari potensi itu akan melahirkan kesuksesan yang kita impikan. Bersyukur berarti menggerakkan diri kita ke arah yang lebih positif. Ke arah yang lebih diridhoi oleh Allah SWT.  


Oleh karenanya mari kita syukuri potensi yang kita miliki dengan terus mengatasinya sehingga akan berbuah manfaat untuk diri kita dan orang lain.


Mulai hari ini, janganlah mengartikan syukur sebatas menerima apa yang kita peroleh, melainkan bersyukur adalah menerima apa yang kita peroleh dan berupaya sebaik mungkin untuk mendapatkan yang lebih baik. 


Orang yang mudah bersyukur terhadap nikmat Allah ibarat menanam bibit-bibit baru dalam kehidupannya. Ingatlah bersyukur bukan untuk kepentingan Allah, melainkan kepentingan diri kita sendiri, Allah tidak butuh syukur kita melainkan kita yang butuh bersyukur kepadaNya. 


Semakin banyak kita bersyukur maka semakin banyak nikmat yang akan kita peroleh sebagaimana firmanNya.


“Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan, ‘sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti kami akan menambah nikmat terhadapmu, dan jika kamu mengingkari (nikmatku) maka sesungguhnya azabKu sangat pedih’.” (QS. Ibrahim (14):7)


Jika dengan bersyukur kita semakin dekat dengan kesuksesan. Lantas, sudah bersyukurkah kita hari ini? Jika belum, mari kita bayangkan nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita seraya berucap “Alhamdulillah…”


“Maka nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustakan?” (QS,  Ar-Rahman:13)